Pages

Tuesday, 22 December 2009

Sedikit yang bererti

Aku copy, paste, edit, dan dialih bahasa:



Sabtu, 19 Disember 2009:



Hari ini aku mendapat sebuah pelajaran berharga dari seorang penjual buku di sebuah masjid besar di wilayah kampus megah di Yogyakarta. Alhamdulillah, Allah meringankan langkahku hari ini untuk menuju rumah-Nya untuk menunaikan solat zohor. Setelah solat, aku menuju ke gerai buku yang memang selalu ada di sekitar masjid itu. Awalnya, aku mencari buku tentang Keutamaan Surah Al-Fatihah. Namun, aku mendapatkan dua buku yang lain, yang insyaAllah bermanfaat untuk menambah ilmu agamaku.



Pada saat sang penjual sedang menyampul buku yang aku beli, terciptalah percakapan yang cukup bertema. Awalnya, aku tidak sengaja memegang buku tentang positive feeling, tentang quantum Ikhlas yang sedang dia baca. Kemudian dia menawarkan buku itu kepadaku. Dia bercerita bahwa isi buku itu benar-benar bagus.



Aku fikir, tentu saja dia cakap begitu supaya aku beli buku itu. Kemudian dia bercerita sedikit tentang isi buku tersebut. Salah satu hal yang diajarkan buku itu adalah bahawa Allah melihat kesungguhan hati seseorang yang berdoa. Sampai mulut berbuihpun mengucap kata-kata doa, memohon kepada Sang Khalik tentang ini dan itu, tapi hatinya pesimis, tapi hatinya tak turut berdoa, tapi hatinya kosong, Allah tak akan mendengarnya.



Katanya lagi, "Allah itu mendengar dari hati kita, bukan apa yang kita ucapkan. Soalnya kata-kata yang diucapkan itu kebanyakan dipengaruhi fikiran, bukan hati. Harusnya, hati yang berkata, bukan fikiran. InsyaAllah kalau hati kita yang berdoa, dan optimis, Allah pasti akan mengabulkan". Aku sempat terpegun.



Jangan-jangan, itulah caraku berdoa saat ini. Baca doa, minta ini itu, tapi hatiku kemana? Adakah pada saat yang bersamaan hatiku juga memohon kepada Sang Pemilik? Adakah pada saat mulutku berdoa, hatiku juga berdoa? Adakah selama ini, hatiku dikontrol oleh fikiranku yang sempit? Adakah selama ini hatiku ditutupi hawa nafsu hingga tak sanggup lagi berdoa? Adakah selama ini hatiku kosong?



Serta merta aku beristighfar. Astaghfirullah… Percakapan yang awalnya hanya menawarkan buku, menjadi topik yang menggugah hatiku, mengusik jiwaku, menyentuh perasaanku.
Kemudian ia melanjutkan, "Pernah dengar tak kak, kalau Allah itu sedikitpun tidak pernah menzalimi hamba-Nya. Manusia yang menzalimi dirinya sendiri.



Makanya, penting untuk berprasangka baik pada Allah. Kalau prasangka kita selalu baik, insyaAllah jadinya baik. Kalau kita menekankan sesuatu, nanti kembalinya kepada kita juga. Itu berlaku pada hal yang baik dan yang buruk. Hukum alam kak” Aku sibuk menyemak kata-katanya.



Subhanallah, memang sebagus itu isi buku tersebut? Aku benar-benar berminat dengan isi buku itu. Sang penjual telah menceritakan sedikit cerita, karana dia sendiri belum habis membacanya. Tapi dari sedikit cerita itu, benar-benar membuka mataku, untuk segera memperbaiki caraku berdoa.



Berdoa dengan betul, dengan hati, diiringi keikhlasan, kesabaran, dan optimis. Tak lupa ikhtiar, sehingga yang diinginkan termakbul. Allah tempat meminta, Allah Maha Menolong. Berdoa juga kan salah satu ibadah.



Terima kasih ya Allah. Tidak pernah sia-sia segala peristiwa yang Engkau jadikan kepada hambaMu. Terima kasih atas segala hikmah hari ini. Sedikit yang bererti.
Alhamdulillah.

0 comments:

 

Blog Template by YummyLolly.com